Chapter 4

Hei,Cha!


Cuaca hari itu berbeda dari hari-hari kemaren. Kali ini cuacanya cukup terik. Panas untuk suasana di musim hujan. Hari ini aku akan menghampiri dia. Ah, Sudah lama sekali rasanya tidak mengobrol dengannya. Kupersiapkan pakaian terbaikku untuk kugunakan saat itu. Kaos Polos Hitam. Yap,Pakaian yang membuat laki-laki terlihat lebih Cool dan terlihat lebih maskulin. Yah waktu dia pernah ngomong begitu.

"Aku suka Bajumu, Ganteng" katanya.
"Masa?"
"Yups, Keren ga sih? kalau aku jadi kamu udah kugaet cewe hahaha"
"Mana Ada, yang ada dikira berkabung. Pergi ke kuburan. Ngelayat."
"Geble, Mau mati?"
"Lagi dipersiapkan"Ujarku sekenanya jawab.
"Bodo ah"
"Hahaha Engga, Tenang aja belom takdirnya."

Yah teringat kembali waktu itu dia ngomong begitu. Kubersiap untuk pergi, tempat yang bakal jadi spot favorite-ku nanti. Aku berpakaian kali ini dengan mode pakaian kesukaannya. Baju polos hitam, Celana Jeans dan sepatu Janowski yang sering dia puji. Kubawakan juga hari ini bunga kesukaannya. 

Kutiba ditempat ku bakal bertemu dengan dia. Dibawah pohon yang rindang. Cukup besar dan bisa buat berteduh juga. Ku lalu duduk di bawah pohon tersebut. Dan sepertinya dia sudah menunggu lama.

"Hai,Sorry lama yah? Ga nunggu lama kan?"
"....." Suara hening kala itu.
"Hari ini panas banget ga kayak biasanya, harusnyya musim hujan. Kamu pasti kepanasan kan dari tadi disini?"
"Ohyah, Lusa aku balik ke bandung. Tapi besok kayaknya ga bisa ketemu deh sama kamu karena ku diajak pergi sama anak-anak"
"....."
"kubawa bunga nih, kayak biasa. warna putih ungu."

tak ada balasan kata darinya. dan kali itu kuterdiam. Hening. Tak ada yang kulakukan selain termenung. Kakiku kulipat dan ku diam melihatnya.

"Aku ingin cerita apa yang sudah kulakukan minggu ini, kamu mau dengar?"kumulai bercerita lagi.
"Kemaren ku kemaren ketemu thalia, sudah lama ga ketemu dia semenjak dia di bandung. kami bercerita banyak mengenai hari hari kemaren. dia juga bercerita tentangmu dulu. Ku rindu Moment-moment itu, huh."
"Kamu ga marah kan?" Tanyaku.
"...". Jawaban hanya angin kosong yang kudengar.
"Dia 2 hari lalu setelah workshop kantor dia ngajak aku pergi. Katanya sih dia mau ngajakin aku makan enak gitu. Dan kami janjian ketemu di gereja deket juanda deket rumahku dulu"
"Dia rindu kamu ca, dia titip salam karena tau hari ini kita janjian ketemu disini."
"Dan hari ini pesannya sudah kusampaikan, Kamu mau titip salam untuk dia?"tanyaku.
".."yah kali ini hanya suara cangkul di ujung sana.
"Gausah kamu bilang aku juga udah bilang ke dia kok salammu untuknya, hehe"
"Kemungkinan juga lusa dia mau nganterin katanya, pengen dadah dadah, hahaha"
"Tak apa kan?" tanyaku lagi.

Kali ini pun ku hanya dengar suara cangkulan. Sesaat dari itu ku lebih banyak diam. tidak banyak yang kuucapkan dan malah hanya senyum, membayangkan apa yang terjadi sebelumnya"
"Ca, Maaf kalau pas dirumah sakit kemaren aku ga nemenin. tapi subuh aku dateng kok diem-diem biar kamu gatau"ucapku saat itu.

Tak ada suara yang membalas dan membuat suasana kala itu menjadi lebih syahdu dan melow. Ku terdiam lagi dan berfikir apalagi yang harus aku lakukan untuk dia. Sampai kuteringat  ada satu buku yang selalu kukeluarkan dan kubacakan untuknya setiap kali kubertemu dengannya ditempat itu.

"kubawaakan sesuatu untukmu,kesukaanmu"
"Ini dia, tadaaaa"

Kuperlihatkan buku yang kubawa kepadanya. Ntahlah kali ini dia menyukainya apa tidak, tapi tiap kali aku kesini kuselalu baca buku itu. Dengan sampul khasnya yang identik membuat buku ini menjadi buku favoriteku. Sampai beberapa ada yang kuhafal karena sering kubaca.

"Kubacain yahh, kamu diam, dengerin.."

Kubacakan saja langsung buku favorite-ku itu dihadapannya. Kubacakan dengan khimat dan bersungguh-sungguh. Sampai kali ini ku sampai berkaca-kaca. Yah, Buku ini emang membuat semua yang membaca sedih. Dan sampai akhirnya kuselesai membacakan untuknya.

"Gimana, tenang kan yah?"
"Ntar kalau aku kesini lagii aku bacain lagi, tungguin aja hehe"
"Oh yah aku lupa bilang lusa aku berangkat setelah jumatan, langsung ke juanda dan kemungkinan ga kesini. gapapa kan?"
"Nanti aku suruh thalia ajak main kamu deh yah" kataku kepadanya.

Kulihat jam sudah hampir sejam aku disini. Kurasa sudah cukup bertemu dengannya. Dan kurasa mungkin ini pertemuan akhir untuk tahun ini. karena kurasa sulit untuk kesini.

"Panas disini. gak gerah apa kamu?" tanya aku padanya.
"Oh yah kamu juga pasti kepanasan, Sini aku basuh mukamu"

Kuberikan air pada saputanganku dan kuusap kepalanya untuk membersihkannya. Ku tak tau apakah dia senang apa tidak tapi kurasa dia tersenyum kali ini.

"Aku pamit yo, udah mau sore. Kamu baik-baik yah disini. Jangan sedih."
"...."tak ada jawaban seperti biasa.
"Aku pamit yah" Sambil kucium dia, kurasa tepat dikepalanya.

Kupergi meninggalkannya disana. Dia dibawah pohon itu. Pohon yang akan jadi saksi kenangan kami kelak disana. Kuberbalik melihatnya untuk sekali lagi. Kali ini kuyakini dalam hati kalau dia pasti tersenyum. Sangat yakin.

Lalu kuhampiri bapak yang mencangkul tadi.

"Nuwun Sewu pak, maaf pak mau minta tolong yang itu rajin dirawat yah pak" sambil kumenunjuk dibawah pohon.
"Iyamas selalu saya rawat kok, Saya rajin bersihin yang punya mbak ica kok. sendiri aja mas?"
"Iya pak, kangen ke ica hahaha"
"Udah kangennya?"tanya bapak itu
"Sudah pak, Lega hahahaha"jawabku.
"Yowes, nanti bapak bersihin dan tambah rumput buat mas, gratis. Soale ada sisia ini banyak"
"Terima kasih banyak pak"
"Sekalian saya izin pamit mau balik bandung pak. Terima Kasih udah jaga ica 4 tahun ini"
"Sama-sama mas, Nanti biar mbak ica saya yang urusin" katanyyya.
"Baik pak saya pamit, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawabnya.

Ku kali ini menuju jalanan untuk keluar dari situ. Kupesan ojek online yang kala itu baru booming untuk kota Surabaya. Sembari menunggu ojekku datang, ku balik badan untuk memperhatikan dia. Tiba tiba telponku berbunyi, dari mas ojek.

"Dengan Mas lutfi?"
"Iya pak"
"Di Keputih kan?"
"Iya"
"Tunggu yah mas, saya udah dekat"
"Siap"

Sampai akhirnya Ojek yang kupesan sudah tiba. Akupun segera naik ke motornya. Mataku tak bisa lepas dari pohon kesayangan itu.

"Ca,Aku pamit semoga seneng terus yah disana. Aku rindu kamu semenjak terakhir di rumah sakit. Maaf kalau aku telat beberapa jam sebelum akhirnya kamu dipindahkan disini terus untuk selamanya. Maaf cha. Aku pulang dulu " Ujarku dalam Hati

Tak lama motorpun melaju. Tempat yang menjadi pertemuan rutinku semakin lama semakin menjauh. Kali ini dia harus benar-benar istirahat. Istirahat  yang paling baik. Rumah yang paling baik dengan Namanya tertulis di atas. Dan kuletakan bunga kesayangannya. Dan bacaan Ya-sin pada sampul ungu di buku itu semakin menguatkan bahwa dia menjadi lebih baik dan semakin mudah tersenyum. Diatas tanah itu ku berdoa kali ini dia tidak akan merasakan nyeri dipunggung dan kepalanya. Tak perlu lagi dia mimisan atau pingsan lagi. Kali ini dia bebas makan mie kesukaannya dan coklat panas yang selalu diseduhnya tiap pagi. Tak ada rasa sakit kali ini. Yang ada rasa bahagia kali ini dia melepas semua kesakitannya. dan duduk tenang mendengarkan celotehannya. Maaf untuk ketiadaanku disaat kamu pergi. Miss You,Cha!


Surabaya, 23 Agustus 2017

Chapter 3

Sunday Morning,Aussie!


"Fi, lo jangan lupa ntar malam tepatin janji! jangan kayak kemaren lo ninggalin gue!"
"Iyeh, Bawel"
"Lo kemana hari ini, Kagak kemana mana kan?"
"Pergi maen gue sama temen-temen, kenapa?"
"Gapapa, yang penting lo malem nongol yaah"
"Siap.."

Akupun mengakhiri percakapan dan lanjut kuliah. Dihari itu aku berjanji dengannya bakal menemani dia seharian ngerjain tugas-tugasnnya. Ntahlah waktu itu sering sekali aku menemaninya sampe seharian penuh. Sempat aku tanya sama dia.

"Lo kagak punya temen apa? minta temenin gue mulu"
"yee, lo kagak mau temenin apa? jahat lo emang"
"yah kagak, biasanya kalau gue kan kerjain tugas bareng temen gitu biar gampang"
"haha, sans. kadang gue juga ngerjain ama temen kok kalau siang di perpus, kalau malem tambahan suplemen biar otak gue encer hahahaha"
"Sial,ngantuk gue tapinya"
"Oh, Jadi kagak mau temenin? yaudah gue sendiri aja"
"Ah iya iya, kalau lo udah ngomong gitu gue cuman bisa pasrah aja sama tuhan"
"Hahaha mampus lo"

Dimalam itu aku harus bersiap untuk tidak mengantuk dimalam hari karena harus menemaninya mengerjakan tugas. Tapi, ntah kenapa aku selalu mau untuk menemaninya setiap malam.

Malam harinnya jam 11 malem aku masih nongkrong dirumah sahabatku. hapeku bergetar, ada 112 chat yang masuk.
"Buset nih anak niat banget" dalam hatiku.

"heh? lo dimana? lo ngutang temenin gue hari ini"
"iye, ntar lagi yak masih ngumpul"
"10 menit lagi lo kagak pulang gue ga akan ganggu lo lagi"
 ah sialan kata-kata primadonanya muncul. menyebalkan.
"Iye tuan putri ratu nyai kesayangan mamah"
"iye gue tunggu"

Yah akhirnya aku pamit lebih cepat sama temen-temanku untuk pulang. Dan dimotor kembali lagi dia serbu hapeku dengan chat lebih banyak.

"dah balik belom?dah pulang lom?Jawab kampret gue nungguin"
"iyeeeeeee di jalan ini, 10 menit sampe. lo tunggu aja. stay tune"
"iya"

Sampai dirumah aku istirahat dan cuci muka. aku hidupin laptop dan putar playlist lagu kesukaanku.
tak lama dia muncul.

"Ting"
"Watsap dude?"
"Hae cowo"
"Hae lam kenal"
"Seriously!!!"
"Hahaha..."
"Jam berapa disana sa?"
" jam 2 lebih dikit"
"dah lo kerjain apa aja?"
"ini gue lagi baca ppt psikologi anak"
"Ohh gimana project lo? siap juni graduate kan?"
"Gue usahain, gue rindu balik. gue rindu rumah..."
"rindu gue kagak?"
"najis lo"
"hahahahhaa..."
"Rindu sih..."
"hahahah jauh sih lo, coba deket pasti gue samperin"
"lo liat jendela, ada bulan kagak?"
"Ada, nape? lo mo so soan romantis kayak di novel? kayak film ur apple of my eyes?"
"Hahahahah najong, tapi iye lo liat deh anggap aja itu dunia pararel kita, cuman punya kita"
"nah terus mau diapain?"
"terus lo buka spotify lo puter lagu queen"
"love of my life"
"kagak bego, romantis pisan hahaha"
"trus"
"Bohemian Rhapsody"
"lo mau gue dibilang musrik?"
"kagak lah itu lagu fav gue"
"iye dah"

gue ambil laptopku dan putar lagu kqueen.

"cam lo arahin ke jendela dong"
"hah buat apa?"
"mau liat bulan"
"mana nampak,masyallah.."
"buruuu, keliatan kali"

yah, tidak salah dia menyuruhku untuk melihat bulan. Dihari itu bulan tampak indah, terang diantara bintang-bintang gelap disana.
"mana ada bulan disini..."bohong aku kepadanya
"disini ada, indah banget. Coba di indo lagi cerah mungkin bulan bakal terang benderang"
"hahahaha..."

ntahlah, malam itu kami bercerita banyak hal yang random dan paling absurd yang pernah diceritakan. dia bisa cerita sampai satu hari full jika dia mau. tapi hari ini tidak. dia bakal tidur jam 4 karena jam 8 dia ada test.

"gue tidur duluan yah, gue ngantuk banget"
"iyedah"

beberapa menit kemudian dia tertidur. di depan laptop dengan skype menyala. hari itu aku melihatnya tertidur. wanita paling bahagia dan paling ambisius dalam pekerjaannya. wanita super menyebalkan dan hari ini aku melihatnya. Hari itu pun aku terjaga sampai pagi dengan spotify menyala dan webcame yang menyala tanpa tujuan. Sampai dia terbangun. dan dia menulis dalam chat.

"Aku rindu..."
"rindu apa?"
"kau tau? rasa rindu yang paling dalam?"
"jangan sok puitis deh. mentang-mentang anak psikologi"
"dengerin dulu"
"iya"
/rasa rindu yang paling dalam adalah rindu yang kau sendiri tak tau mau melakukan apa dan apa yang harus kamu lakukan. tidak ada terpikirkan dalam hati untuk membuang rasa rindu karena terganggu"
"quotes gila"
"bodo"
"Gue rindu pagi hari jakarta fi, gue kangen kuliah lagi disana. gue kangen temen-temen gue"
"hahaha songong sih main pindah aja"
"gue juga rindu bandung. tau ga apa yang gue rindu dari bandung?"
"apa?"
"balkon, rooftop dan coklat"
"hahaha"
"fi, thanks yah?"
"thanks for?"
"buat semuanya, apapun yang lo udah lakuin buat gue. pagi ini di melborne gue merasa hari ini lebih baik "
"terima kasih kembali sa"

mungkin hari itu adalah hari terakhir kami melakukan skype. kami berjanji untuk tidak menghubungi satu sama lain demi kebaikan bersama.

bulan juli, aku mendapatkan sebuah surat. dalam surat tersebut dia juga menirimkan sebuah post card dengan foto aussie pagi hari serta berisikan foto kelulusannya dengan ayah ibunya serta pacarnya. dan dia memberi kabar kalau dia akan melangsungkan pernikahan di jakarta.

terimakasih aussie, terimakasih untuk pagimu yang indah.

Bandung, 01/23/2016

Chapter 2

Donat Alcapone dan Jutaan Almond


Setengah jam aku menunggu ia datang di salah satu gerai franchise  yang berada di salah satu pusat perbelanjaan elektronik terbesar di kota Bandung. Kumainkan handphone sembari berfikir apa yang akan terjadi selanjutnya. pikiranku menbak nembak apa yang harus kukatakan jika bertemu dengannya.

"Kalau ketemu ngomong apa yah?", ujarku dalam hati.
"Tinggal ngobrol lah bego', ajak ngobrol bola kek, film kek, novel kek apapun lah yang penting ngomong..." ,hati yang lain menjawab.
"Boro-boro ngobrol sama cewe. ngobrol sama temen cowo aja lo masih gagu.."

Dari obrolan hati yang berkhayal tadi, ada notifikasi line yang masuk ke HP ku.

"Aku udah di depan, wait yah .."
"sip, aku udah di tempat .."
"okaay"

Hatiku semakin tidak karuan. Mulai gugup apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengannya.
Mulailah aku berspekulasi akan apa yang terjadi dalam 10 menit kedepan. Dimulai dari yang pertama adalah dia ketekuatan liat mukaku dan kabur ninggalin. oke ini sangat lebay. Spekulasi kedua adalah dia datang dengan muka jijik sambil menatapku dan merendahkanku. oke yang kedua kayak sinetron.
Spekulasi ketiga adalah dia datang dan cuek sambil main handphone menganggap ga ada orang lain selain kehidupannya. mungkin sih.

"Kamu pake baju apa kak? duduk dimana?"
"Pake kemeja biru kotak-kotak duduk depan cashier.."
"oke keliatan, aku kesana"

deg. Jantungku mulai memompa darahnya semakin kencang. "Ah aku udah ga peduli lagi dengan hasil spekulasiku , hadapi sajalah udah di tengah jalan ini"

"Kak Lutfi?"

Perempuan itu datang. Dengan jilbab abunnya yang dipadukan dengan sepatu vans hitam dan dai mempunya pipi membulat. Damn. Habis sudah aku sekarang. Apa yang harus kulakukan?

"Eh iya, sok duduk duduk..."
"Maaf kak lama yah nunggunya? tadi gojeknya lama soalnya ga ada yg pick-up"
"Ga kok baru 10 Menit" ( Aslinya 30 Menit)
"hehehe..., Yaudah aku mesen dulu yah"
"iyasok"

Kualihkan perhatianku dengan bermain Handphone dan membuka Instagram untuk menghilangkan kegugupanku.
Dia datang dan membeli sebuah minuman dan 2 Alcapone.

"Banyak banget donatnya" ujarku kepadanya.
"He'uh, aku suka banget sama almond di alcapone. aku suka makan almondnya dulu trus akhirnya habis aja almondnya sampe donatnya ga kemakan. hahaha"
"Doyan apa laper bu? hahaha"
"Doyan!! soalnya enak banget! cobain geura"
"Gak ah aku ada nih J.Club pas beli Iced Chocolate tadi"
"ohh..."

Setelah itu dia mulai cerita tentang apapun yang ingin dia ceritakan sampe aku lupa apa aja sangking banyaknya percakapan (Menurutku) tapi sebenernya sih percakapannya ga banyak-banyak amat.

"Eh, yuk ke bioskop sekarang. Beli tiket ntar kehabisan malah ga dapet tempat duduk lagi" kataku kepada dia.
"Sebenernya sambil nunggu mang gojek tadi aku udah mesenin via web jadi gausah ngantri lagi ntar tinggal dicetak aja"
"ehhh,bayranya gimana?" ku bingung karena baru kali ini make via app or web jadi keliatan katroknya. Hahahaha
"Gampanglah, lagian kan aku yang ngajak"
"Eh yaudah ntar aku bayarin makan"
"emang nonton yang jam berapa?" kataku bertanya.
"14.45"
"sekarang jam 14.00 masih ada waktu lah yah. disini dulu aja. dariapada gajelas disana"
"okaay, kalau gitu aku mesen donat lagi"

Tanpa kusadari donatnya udah habis. tapi masih nyisain donatnya. Akhirnya dia order lagi donat yang sama 2 buah.

"ni anak beli donat kok jenis yang sama terus" gumamku dalam hati.

Dia kembali dari kasir dan membawa 2 alcapone.

"hemmmmm, enakkkk..."
"kenapa beli alcapone lagi?"
"gapapa suka aja..."

Kembali kami bercakap-cakap sampai akhirnya kami memutuskan untuk cabut ke bioskop. dari perkenalan ini aku tau kalau dia adalah pencinta donat alcapone dengan almond. dengan jutaan perasaan yang ada yang akan membawaku terbang mencari apa yang sebenernya aku cari.

04/05/2016
Chapter 2 End

Chapter 3



Chapter 1

Pernahkah kau melihat hujan? dia selalu datang membasahi bumi saat kering.
Pernahkah kau melihat awan? dia selalu menutupi langit dari kegelapan luar angkasa.
Tau kenapa pohon bisa berdiri tegak diatas tanah? karena pohon ada akar yang selalu mengikat di tanah
Tau kenapa kita mencari? Agar tau apa jawaban yang kita cari

Dari kata-kata ini apakah kalian mengerti? pasti enggak karena emang ga ada maksud dari kata-kata tersebut.tapi satu hal yang pasti dari pernyataan diatas adalah setiap pertanyaan pasti ada jawabannya. Kalau belum tahu sebaiknya dicari tau dulu kenyataannya. Karena disetiap pertanyaan asti ada pernyataan dan alasan baik benar atau tidak. 

Oh yah, pernah merasakan rasa rindu? 

Kau tau rasanya rindu? Rindu itu sesak. Menyebalka. Tidak mengenakkan. tapi dari rasa rindu kau tau orang itu layak kau ingat apa tidak. Dari rasa rindu kau belajar menghargai bagaimana kebersamaan itu ada. Bagaimana rasa memiliki itu ada. Rindu adalah kekuatanmu, jika tidak punya rindu kau tidak tau mana yang layak untuk kau cintai. Kenyataannya adalah semua orang tidak bisa menyampaikan rindunya. Baik karena gengsi maupun karena hal yang tidak bisa kau ucapkan.

Ada satu cara yang paling efektif untuk ngobatin rasa rindu. jika kau tak mampu mengungkapkannya cukup denga melihat dan mendoakan yang terbaik untuknya. Apakah itu berhasil mengobati rasa rindumu? Tidak. dengan berdoa rasa rindumu akan tersampaikan dengan perantara yang paling efektif mengalahkan tukang pos. Tuhan. Percayalah rindumu akan tersampaikan dengan berbagai cara yang paling tidak kau duga. Tuhan punya cara yang paling efektif untuk menyampaikan rasa rindumu. Selalu percaya, Tuhan selalu punya rencana yang paling indah. 

Lalu pernah kah kau merasakan kepedihan?

Sering sekali. Bahkan rencana yang hampir dikatakan berhasil gagal. Kenapa? apa da yang salah dengan plan yang sudah dibuat? Tidak ada yang salah dengan rencanamu. Hanya saja tuhan sudah menggagalkan rencanamu. kenapa? Iya anggap saja dia punya rencana paling baik untuk menghilangakan kepedihan itu. Karena yang kita tau, kepedihan yang paling buruk ialah kau selalu mengharapkan orang yang kau cintai tanpa melihat siapa pencintanya. Dari sini saya sadar bahwa kalau engkau mencintai seseorang janganlah mengharap kepada manusia itu. berharap kepada Tuhan bahwa harapan kepada manusia bisa tersampaikan dengan baik.

Dengan Rindu Dan Kepercayaan kau akan tau betapa kau mempunyai pengharapan akan adanya masa depan. Dan yang pasti ikutin jalan yang sudah dibuat Tuhan. Percayalah. Tuhan tidak akan menjatuhkan Umatnya. Dia selalu mempunyai rencana paling indah untuk kita jalani.


25/09/2016
Chapter 1 : "Awal"